preload

Iseng

Published in:

Di setiap pertandingan.. pasti ada menang dan kalah..
Menang bukanlah tujuan...
Kalah bukan berarti gagal...

Jika kita mampu...
Mengukur setiap sudut paradigma...
Memaknai langkah demi langkah...
Itulah prestasi...

Perjalanan kita adalah sebuah prestasi..

School Contest V, lebih dari sekedar sebuah pengalaman..
Pelajaran, kenangan, cerita..
Tangis, tawa, jenuh...

Bukan piala itu tolak ukur kinerja kita..
Tapi INILAH..... cermin usaha kita..

Tetaplah menulis... laskar jurnalis... :)
Setiap lompatan membutuhkan pijakan, dan ini pijakan kita...


Read More...

Rasa Bangga, terharu, dan kaget menyelimuti keluarga besar SMA Pomosda yang meraih penghargaan dalam Perang Mading KSC V sebagai  The Best Overall tingkat SMA tadi malam (20/03/2011). Mereka tak percaya akan menjadi jawara dalam ajang KSC V tersebut, karena sempat ada kabar miring bahwa mading SMA Pomosda telah didiskualifikasi akibat keterlambatannya kru mading ketika menghadiri acara di IKCC Kediri hari Jum’at kemarin (18/03). Namun untung saja dewan Juri mau memaklumi keterlambatan mereka saat penjuarian berlangsung. “Padahal tadi aku sempet putus asa, karena SMA Pomosda gak dipanggil-panggil. Ternyata…. Yeaah !!! Pengorbananku sampai menghabiskan 15 setel baju tau, kena cat semua,” tutur Hadiarzi Atika, 16, salah satu tim kru mading SMA Pomosda.
Proses pembuatan mading 3D bertajuk "Ontelque Terlindas Zaman" ini memakan waktu 2 minggu. Ide sepeda ontel muncul saat Pomosda mengadakan acara sepeda santai dalam rangka memperingati ultah Marasake, susu kedelai produksi Pomosda. Kendati acara sepeda santai hanya berselang 2 hari sebelum penjurian, hal ini tidak menyurutkan semangat para kru mading. Justru mereka semakin giat membuat artikel-artikel yang menarik serta melakukan beberapa wawancara eksklusif. Guntur Andhoqo, salah satu kru mading menuturkan bahwa 2 minggu pembuatan mading ontel cukup membuat mereka lelah. Hampir setiap hari mereka lembur. Pasalnya pengerjaan mading 3D bersamaan dengan mading 2D yang pengerjaannya baru dimulai 5 hari setelah mading 3D mulai dikerjaan. Bahkan mereka juga sempat bermalam di sekolah guna melakukan finishing mading sebelum penjurian. Tidak ada perbedaan antara kru mading 2D dan 3D sebab mereka saling membantu. "Nginep-nginep bareng, capek-capek bareng, selama pembuatan mading kita seneng banget. Kita juga bikin istilah yang biasa dipake lucu-lucuan, kayak genius vs idiot. Genius untuk 2D dan idiot untuk 3D. Tapi kita saling bantu, kok. Kan kita masih satu tim, SMA Pomosda," jelas Guntur.
Sebenarnya, para kru mading optimis untuk memenangkan kompetisi ini melalui mading 2 dimensi. Karena mading ini tampilan dan temanya sangat menarik. Sebagian besar siswa-siswa SMA Pomosda lebih menyukai mading ini daripada mading 3 dimensi. Namun, setelah diamati isi artikel dari mading tersebut kurang padu. Harapan mereka ke depan, mereka bisa mendapat gelar lagi dalam ajang School Contest VI,yang pastinya dapat membawa nama baik SMA Pomosda serta menjalankan perintah atasan dengan baik.

Read More...

Honda Perang Mading 2D
Kategori SMP
Mading Ramah Lingkungan : MTsN Kandat
Special Award Costume : MTs Sunan Ampel
Special Award Content : SMPN 1 Tanjunganom
Special Award Layout : MTsN 1 Kediri
Special Award General Article : MTsN 1 Kediri
Best 2D : SMPN 6 Tulungagung
Flexi Article : SMPN 1 Tanjunganom
The Most Honda : SMPN 1 Nganjuk
The Most Favorite (Flexi) : MTsN 2 Kediri
The Best Content : SMP Pomosda
The Best Performance : SMP Pace
The Best Overall : MTsN Puncu

Kategori SMA
Special Award Costume : SMAN 1 Puncu
Special Award Content : SMKN 2 Kediri
Special Award Layout : SMAN 6 Kediri
Special Award General Article : SMAN 2 Nganjuk
Best 2D : SMAN 1 Boyolangu
Honda Article : SMAN 7 Kediri
Flexi  Article : SMAN 1 Kertosono B
The Most Honda : MAN 1 Kediri
The Most Favorite (Flexi : SMKN 2 Kediri
The Best Content : SMA Kristen Petra Kediri
The Best Performance : SMAN 1 Nganjuk
The Best Overall : SMA Pomosda

Lomba Melukis
SMP
3rd : Ivania W. (SMPN 1 Kediri)
2nd : Aima Zaula Shofi (MTsN Pare)
1st : Wahyu (SMPN 2 Pare)
SMA
3rd : Windi Eka Putri (SMAN 3 Jombang)
2nd : Rika Yuliana ( SMAN 2 Kediri)
1st : Bastian (SMAN 2 Pare)

Photographer Contest
SMP
3rd : Ahmad Gozi (MTsN Kanigoro)
2nd : Dela Rizki A. (SMPN 8 Kediri)
1st : Haryanto Wildan (SMPN 2 Pare)
SMA
3rd : Ripozarian (SMAN 2 Pare)
2nd : Tresna B. T. (SMAN 1 Nganjuk)
1st : Titah A. (SMAN 1 Boyolangu)
News Presenter Contest
SMP
3rd : Maygita Ayuningtiyas (SMPN 1 Kediri)
2nd : Karina Aprilia R. (SMPN 1 Prambon)
1st : Mar’atus Sholikhah (SMPN 1 Prambon)
SMA
3rd : Karina Silvia R. (SMAN 2 Kediri)
2nd : Prabu Rabbani (SMAN 2 Nganjuk)
1st : Lelen (SMAN 7 Kediri)

Putri Lingkungan 2011
Putri Lingkungan 2011    : Rosyida Oktavia (SMAN 1 Kediri)
Runner-up                      : Venita Asri (SMAN 2 Kediri)
Runner-up 2                   : Safiti Nidya (MAN 3 Kediri)
Putri Lingkungan Favorit : Dwi Agustina (SMKN 2 Kediri)

Acoustic Band Contest
Harapan 2 : MTsN Pare
Harapan 1 : SMPN 3 Kediri
Juara 3 : SMAN 1 Kediri
Juara 2 : SMAN 2 Nganjuk
Juara 1 : SMPN 4 Kediri

School Band Contest
Harapan 2 : New Ethnic (SMAN 2 Nganjuk)
Harapan 1 : Planxton Band (SMAN 1 Puncu)
Juara 3 : Drop Out (SMAN 1 Blitar)
Juara 2 : Aspad Band (SMA Pangwiyatadaha)
Juara 1 : Fullday (SMAN 1 Kediri)
The Best Vocalist : Aspad Band
The Best Drummer : Aspad Band
The Best Bassist : Fullday
The Best Guitarist : Drop Out
The Best Keyboardist : Aspad Band

BEST SCHOOL
SMP : MTsN Puncu
SMA : SMAN 1 Kediri

Read More...



Kediri – Malam Final Party pada hari Minggu (20/03) di gedung IKCC Kediri adalah malam pamungkas bagi ajang School Contest V. Malam yang menjadi penentu sekaligus akhir dari rangkaian School Contest V ini sangat amat dinanti para peserta jauh-jauh hari. Pasalnya, di malam inilah mereka akan mengetahui hasil jerih payah mereka selama berminggu-minggu. Pada malam Final Party diumumkan seluruh pemenang School Contest V. Diantaranya adalah Perang Mading, School Band Contest, Acoustic Band Contest, Lomba Melukis, News Presenter Contest, dan pemberian penghargaan untuk pemenang Putri Lingkungan yang telah diumumkan 1 hari sebelumnya.
Final Party dimulai sekitar pukul 18.00 seusai Maghrib, yang pagi harinya terlebih dulu diadakan final School Band Contest dan ajang melukis tingkat TK. Sontak area depan panggung penuh oleh para penonton yang tidak sabar ingin mengetahui hasil akhir School Contest V. Pengunjung gedung IKCC juga membludak, lebih banyak daripada hari-hari sebelumnya. Acara dipandu oleh 2 MC yang malam sebelumnya memandu final News Presenter Contest . Acara diawali dengan penampilan cheerleaders dari SMKN 2 Kediri, disusul dengan pengumuman Perang Mading 3D dan 2D. Penghargaan kategori mading 2D terdiri dari mading ramah lingkungan, best costume, best content, best layout, general article, Honda article, dan Flex article. Sedangkan kategori mading 3D terdiri dari most Honda, most Favorite, best content, best performance, dan best overall. Masing-masing terbagi menjadi kategori SMP dan SMA. Untuk School Contest diumumkan 5 terbesar dan pemain terbaik untuk masing-masing alat.
MTsN Puncu menabuh genderang bahagia setelah memenangkan The Best School kategori SMP dan mading Best Overall. Evi, salah satu kru mading dari MTsN Puncu mengaku tidak menyangka akan meraih penghargaan sebanyak yang timnya dapatkan. Bahkan ia dan para kawannya tak gengsi mengalirkan air mata saat MC memanggil sekolah mereka. “Gak menyangka, usaha kita gak sia-sia,” ungkap Evi dengan isak tangis. Sedangkan kategori mading Best Overall SMA diraih oleh SMA Pomosda dengan mading bertajuk “Onthelque Terlindas Zaman”. Para kru mading juga tak menyangka akan memenangkan penghargaan tertinggi untuk ajang Perang Mading tersebut. Pasalnya pada saat penjurian mereka hampir saja telat datang ke IKCC dan kabar-kabarnya mading mereka akan didiskualifikasi. Untungnya hal tersebut hanya isu belaka karena kenyataannya piala Best Overall kini berada di tangan mereka. “Wes pokok’e sueneng,” kata Yusuf, salah satu kru mading. SMAN 1 Kediri berhak meraih penghargaan The Best School setelah berhasil menempatkan perwakilan-perwakilan mereka sebagai pemenang di banyak kategori.
Sesuai namanya “Final Party” berarti pesta terakhir. Ya, berakhirnya Final Party berujung pula dengan berakhirnya School Contest V. Berbagai macam perasaan campur aduk saat Final Party berlangsung. Banyak pengalaman dan pelajaran pula yang didapat dari ajang School Contest V ini. Semoga tahun depan ajang School Contest masih diadakan. Remaja, jangan lupa untuk terus berkarya demi meraih masa depan gemilang. Untuk para pemenang School Contest V selengkapnya dapat dibaca pada postingan setelah ini.

Read More...

Kegembiraan anak-anak yang mengikuti lomba melukis menambah suasana hari ini, (20/03/2011) di ajang School contest V. Mereka yang mengikuti ajang ini berusia kurang dari 5 tahun dan sebagian dari mereka masih duduk di playgroup. Semuanya memengikuti dengan penuh antusias dan bersemangat. Tentu saja dalam mengikuti lomba, mereka didampingi oleh orang tua. Kemudian diarahkan dan diberi soslusi bagaimana baiknya memberi warna yang sesuai. Adapun alat-alat yang dibutuhkan antara lain kertas gambar yang sudah disiapkan oleh panitia, pensil warna atau crayon dan meja untuk menggambar. Alat-alat tersebut selain kertas dibawa sendiri dari rumah. Waktu yang diberikan kepada para peserta selama 60 menit, namun ada juga anak yang tergesa-gesa mewarnai gambarannya walaupun waktu yang bergulir masih 30 menit lagi. Seorang MC yang begitu ramah memberi informasi dan pengarahan yang baik kepada mereka.
Setelah lomba mewarnai selesai, berlanjut ke kegiatan yang selanjutnya. Pembawa acara mengajak merka bermain-main seperti mengeja dengan bahasa Inggris, mencari nama-nama hewan dengan gambar, bernyanyi, menari dan banyak lagi yang lain. Begitu juga dengan Intan, anak dari wati ini berjingkrak-jingkrak bermain-main dengan teman sebayanya. Intan mengikuti acara School Contest karena didaftarkan oleh orangtuanya. “Saya hanya mencoba-coba mendaftarkan anak saya ke sini begitu melihat koran Radar Kediri,” papar orang tua Intan.

Read More...



Kediri (19/03) - Hari ketiga final party berjalan meriah. Final Putri Lingkungan 2011 yang diadakan di gedung IKCC sejak pukul 12.00 mendapat antusias yang tinggi dari berbagai pihak. Sebelum acara dimulai, para pengunjung dan peserta sudah berkumpul di sekeliling panggung untuk menyaksikan final Putri Lingkungan 2011. Ajang yang mirip kontes kecantikan ini akhirnya dimenangkan oleh Rosyida Oktavia dari SMAN 1 Kediri, setelah sebelumnya ia berhasil mengalahkan 18 finalis terpilih. Final Putri Lingkungan dibagi menjadi 3 babak. Babak pertama, kedua, dan ketiga. Ajang ini dipandu oleh Abel dan Edwin. Para juri-jurinya adalah Ibu Nurdinah, Bapak Agus Ridwan, Kak Lingga, dan Kak Jessica.
Pada babak pertama 18 finalis tampil ke depan dengan menggunakan pakaian-pakaian daur ulang yang mereka rancang sendiri dan mempresetasikannya di depan para juri serta penonton. Berbagai macam material daur ulang dimanfaatkan para finalis untuk menciptakan pakaian-pakaian unik nan cantik dan tak kalah bagus dengan pakaian yang terbuat dari serat kapas seperti biasanya. Ada yang menggunakan kresek, karung beras, dan lain sebagainya. Para finalis kreatif memanfaatkan bahan-bahan yang ada dan warna-warna yang terbatas. Kontestan dari SMKN 2 Kediri misalnya, memanfaatkan kresek berwarna hitam putih untuk menciptakan gaun yang indah. Ia pandai memanfaatkan warna hitam putih tersebut menjadi rok bermotif larik-larik seperti zebra. “Because it takes long time to recycle plastic so I’m using it,” jelasnya saat presentasi di depan juri. Beberapa peserta mencoba menunjukkan kelihaiannya berbahasa Inggris saat presentasi di depan juri. Meskipun masih ada sedikit grammatical errors namun hal tersebut tertutupi dengan pronouncation yang menakjubkan. Berbeda lagi dengan perwakilan dari MAN 3 Kediri. Ia memanfaatkan karung beras sebagai mini-dress untuk melapisi kaus putih dan celana putihnya. “Selama ini karung beras banyak dibuang-buang dan dianggap tidak penting. Saya ingin menunjukkan bahwa benda ini bernilai seni tinggi,” paparnya di depan juri.
Seusai 18 finalis presentasi, dipilihlah 10 finalis untuk melaju ke babak selanjutnya. 10 finalis tersebut akan disaring lagi menjadi 5 besar. Pada babak kedua ini mereka dites untuk menunjukkan bakat-bakat yang mereka miliki. Ada yang menari, menyanyi, berpuisi, juga modeling. Tepuk tangan dan sorak sorai dari pengunjung meramaikan suasana IKCC saat itu. Finalis yang unjuk gigi dengan bernyanyi dan bermain gitar, Dwi Agustin dengan enjoy menyanyikan single dari d’Cinnamons yang diikuti lambaian tangan para penonton. 10 finalis yang telah unjuk gigi disaring lagi menjadi 5 besar. Pada babak 5 besar inilah diumumkan para pemenang kategori Putri Lingkungan. Rosyida Oktaviani mengaku senang meraih penghargaan tertinggi di ajang ini. “Saya banyak belajar dari ajang ini dan saya berharap dapat benar-benar menjadi duta lingkungan yang dapat menarik masyarakat menjaga lingkungannya,” ungkap Rosyida yang ditemui seusai menerima penghargaan dari panitia School Contest V.

Read More...

Adek-adek TK peserta lomba menggambar konsentrasi mewarnai
Penampilan 'fullday' dari SMAN 1 Kediri tampak energik
Gaya baru bermain keyboard = miring
Penampilan cheers dari SMKN 2 Kediri sebagai pembuka final party
Piala untuk para pemenang
Para pemenang kontes melukis SC V
Finalis Putri Lingkungan 2011
Para pemenang Putri Lingkungan 2011
Pemenang Acoustic Band Contest
Salah satu kru mading dari MTs Sunan Ampel dan topeng mukanya
MTsN Puncu meraih penghargaan The Best School
SMAN 1 Kediri meraih penghargaan The Best School untuk yang ketiga kalinya
Tim blog SMA Pomosda
Proses pengangkutan mading seusai final party
Panitia membereskan kabel setelah final party berakhir

Read More...

Persiapan final party

Melestarikan asesoris khas Indonesia
Pakaian unik sang finalis Putri Lingkungan
Para finalis Putri Lingkungan 2011 dengan colorful batiknya
Jessica, Putri Lingkungan 2008 turut menjadi juri dlm kontes Putri Lingkungan 2011
Hasil-hasil karya kontest melukis SMA
Tong-tong sampah colorful berjejer rapi

Read More...

Deretan pemain akustik di hari kedua
Perwakilan tim mading SMA Pomosda diinterview saat talkshow
Gemerlap malam ala mading
Mading The Best Content dari SMP Pomosda "Musuh dalam Selimut"
Mading Al-Huda pasca terbakar
Penjurian mading "Ontelque Terlindas Zaman"
Peri-peri colorful dari Smaker
Wah.. pocong juga ikut SC, nih. Hehe

Read More...

Penyemprotan confetti sebagai tanda pembukaan School Contest V

Para tamu undangan pembukaan SC V
Hiburan tari saman dari MTs Al-Huda
Cheers dari SMKN 2 Kediri turut memeriahkan pembukaan SC V
Tari Janger dari MTsN Puncu
Awas! Dukun bertindak.. hehe
Pahlawan bertopeng sedang berpose....
Finalis Putri Lingkungan 2011 berjalan di atas catwalk
Para penyanyi Acoustic Band Contest dengan kostum yang colorful
Salah satu penampilan peserta Acoustic Band Contest
Melukis tong sampah dengan sungguh-sungguh

Read More...

Para peserta akustik band sejak pukul 5 sore, kemarin (8/03/2011) sudah mulai memadati arena pendaftaran. Ini merupakan acara akustik band part two yang sebelumnya telah diadakan tanggal 16 Maret. Semua peserta tampil lebih energik dan sangat menghibur pengunjung dan para peserta lain. Kali ini, penampilan-penampilan mereka didahului dengan sebuah drama horor yang berasal dari MTs Sunan Ampel. Para fotografer segera mengambil langkah untuk mengabadikan kejadian tersebut. Namun, dalam drama tersebuat tidak semuanya dramatis, sebagian disisipkan adegan-adegan lucu dan masehat-nasehat kepada kita semu tentang keadaan masyarakat zaman sekarang. Drama tersebut seolah mengingatkan kita bahwa tanpa tuhan, kita tidak ada artinya.
Semua acara berlangsung lancar. Setelah pertunjukan drama selesai, tibalah saatnya peserta akustik band menunjukkan perform terbaiknya. Penampilan pertama datang dari Group Jour, perwakilan SMKN 2 Kediri. Selanjutnya dari SMK 3 Kediri disusul dari MTs Pare, SMA N 1 kertosono, SMAN 1 Kediri, SMAN 2 Pare, SMP Pomosda dan peserta terakhir (ke-8) yaitu dari SMPN 3 Kediri. Semua perform mereka sungguh luar biasa. Tampilannya ada yang seperti sinden dengan hiasan yang kemerlap, kostum warna kuning dalam semua anggota, gaun yang indah, tampilan gaya rock dan macam-macam yang lainnya. Namun, ada salah satu group yang sangat berbeda dengan yang lain, mereka membawakan dengan sangat berwarna. Mereka datang dari SMA Pomosda yaitu Oksigen’s Acoustic. Sesuai dengan tema, keempat vokalis mengenakan baju masing-masing berwarna merah, kuning, hijau, dan ungu, juga para pengiringnya mengenakan baju putih. Selain itu, alat alat yang mereka juga tak sama dengan yang lain. Gambang merupakan salah satu alat musik yang khas diantaranya. Perform mereka sangat memukau, tarian-tarian yang seolah meggambarkan kegembiraan dan kehidupan yang penuh dengan warna dan makna. Dan yang paling membuat para pengunjung geli melihatnya, yaitu saat pertengahan lagu diselipkan adegan yang begitu lucu. Dengan gambang jawa, dan kepala ditutupi dengan blankon, Wigik (16) bertingkah layaknya dukun didepan para pengunjung. Sontak mereka tertawa terbahak-bahak oleh penampilannya. Dia juga memperlihatkan kepiawaiannya menari tarian jawa seperti para tokoh pewayangan. Berpuluh-puluh Photographer dengan langkah segera mengambil gambar dengan alat yang mereka bawa.
Untuk penampilan mereka, butuh waktu hampir 2 bulan. Kendala-kendala yang mereka hadapi saat latihan antara lain karena salah satu dari personil yang tidak hadir karena ada urusan yang lain dan terkadang juga mereka tidak semangat (bad mood) saat latihan. Namun, dengan kerja keras dan latihan sesering mungkin secara tidak langsung, mereka dapat menghadapi kendala-kendala yang ada. Semuanya juga berkat dukungan kakak kelasnya, yaitu mbak Amell yang sangat lihai dan piawai menciptakan gerakan-gerakan dalam laui dan hampir semua tata panggung diatur olehnya. Sehingga penampilannya terkesaan memberi semangat kita agar selalu gembira menghadapi segala problema yang ada. Namun, penampilan mereka saat itu kurang maksimal. Beberapa vokalis diataranya banyak yang memiliki trouble di pita suara, sehingga tidak berani untuk menyanyi seorang diri.
Tujuan mereka mengikuti school contest ini supaya dapat menghibur para pengunjung di IKCC Kediri. Juga semoga apa yang telah mereka kerjakan selama ini mendapat hasil yang tak mengecewakan. Demi teman-teman, guru-guru yag telah memberi suport selama ini.(nafi)

Read More...

Kediri (18/03) - Menjelang maghrib, ada satu insiden yang membuat para pengisi gedung IKCC gempar. Salah satu mading terbakar karena adanya kabel yang terbakar dan merambat melalui kapas. Akhirnya terjadilah ledakan kecil. Untungnya mading dari SMA Al-Huda yang bertema TPA (Tempat Pembuangan Akhir) ini hanya sebagian kecil yang rusak dilalap api karena cepat tanggapnya para kru mading. Beberapa pengunjung yang menyaksikan ada yang ikut membantu memadamkan namun ada juga yang hanya menyaksikan dan malah memotret insiden yang jarang-jarang terjadi itu.
Meskipun begitu, karpet yang menjadi alas mading juga ikut terbakar. Untungnya api tidak cepat menjalar. Jika iya, perang mading di gedung IKCC akan semakin berapi-api karena penuh dengan api di mana-mana. Wajah lemas tidak begitu nampak dari para kru mading. Mereka mengaku ikhlas dan tabah menghadapinya. “Ini dibuat pelajaran aja supaya lebih hati-hati. Untung aja madingnya sudah dinilai jadi gak sedih-sedih amat,” ungkap salah satu kru.
Hingga saat ini pihak panitia School Contest tidak memberi banyak komentar seputar insiden tersebut. Mereka hanya turut membantu memadamkan api dan sedikit menenangkan para kru mading. Juga tak lupa mengingatkan kru mading lainnya untuk berhati-hati menggunakan sumber listrik, melihat banyaknya mading yang menggunakan listrik dan para kru yang membawa alat elektronik.(nfi)

Read More...

Talkshow mading yang diadakan pada hari kedua perang mading (18/03) rupanya tak cukup bisa menjadi sorotan utama para pengunjung serta peserta School Contest di IKCC. Meskipun begitu, talkshow mading yag dimulai sejak IKCC dibuka pagi ini hingga sore hari itu menjadi ajang bagi tiap-tiap sekolah untuk unjuk gigi kehebohan masing-masing sekolah. Tak jarang jika suatu gerombolan yang semula asyik bergurau dan bermain kamera mendadak beralih perhatian menuju panggung sambil bersorak-sorak. Ketika nama sekolah mereka dipanggil, yel-yel pun mulai terdengar. Dan sepanjang talkshow berlangsung para pendukung akan berteriak-teriak, entah itu meneriakkan yel-yel sekolah ataupun sekedar menyoraki kawan mereka yang diwawancarai.
Salah satu sekolah yang heboh paling lama adalah MTsN Puncu. Sejak talkshow dimulai, para kru mading yang terdiri dari sekitar 8 orang ini terus melantunkan yel-yel mereka hingga menarik perhatian para pengunjung. Para pengunjung yang rata-rata baru tiba ini seolah tertular hawa semangat dari para siswa MTsN Puncu. Sayangnya kehebohan mereka hanya berlangsung hingga sekolah mereka selesai talkshow. Masih banyak lagi sekolah-sekolah lain yang menunjukkan kehebohan-kehebohan yang tidak kalah seru. Contohnya saja SMKN 2 Kediri. Ya, lagi-lagi SMKN 2 Kediri menarik perhatian setelah kemarin di sela-sela persiapan perang mading mereka menampilkan aksi cheers. Stan SMKN 2 Kediri yang membawa sound system sendiri memutar lagu-lagu dengan keras yang sayangnya terpaksa harus dimatikan karena mengganggu talkshow.
Puncak kehebohan talkshow dimulai seusai break sholat Dhuhur. Masing-masing sekolah semakin heboh dengan berkumpul mengelilingi panggung. Mungkin para peserta School Contest sudah jenuh berjalan-jalan. Acara talkshow pun semakin seru. Beberapa peserta yang diwawancarai membuat variasi-variasi yang menarik. Ada yang saat diwawancarai menjawab dengan diselingi humor, ada yang bernyanyi, ada pula yang berlagak seperti banci. Perwakilan mading SMAN 1 Nganjuk misalnya. Dengan pakaian penari Bali, ia berlagak seperti perempuan saat menjawab pertanyaan MC. “Jadi, mading kami mengangkat tema saraswati yang identik dengan bali,” tuturnya dengan kemayu dan diikuti tawa penonton.
Lainnya, Yusuf, perwakilan mading 3D SMA Pomosda ini menjawab dengan sedikit banyolan. “Intinya, pengunjung enjoy kami enjoy, sama-sama enjoy, hahaha,” ujarnya. Lantunan lagu “Tinggal Kenangan” dari Gaby dalam bahasa Arab juga menarik perhatian pengunjung saat salah satu perwakilan SMA Al-Huda melantunkannya. Meski terdengar fals tetap saja sajian mereka menghibur. Talkshow mading hari ini dilanjutkan oleh Accoustic Band Contest yang dimulai pada pukul 19.00.

Read More...

Pasangan suami istri Lis dan Sumbar sedang menawarkan pernak pernik cantik dari bambo kepada para pengunjung School Contest V. Tulisan-tulisan yang diukir diatasnya memiliki karasteristik tersendiri. Bambu yang biasanya hanya digunakan sebagai bahan bangunan, kini disulap jari-jari tangan mereka yang telah lihai dan cekatan menjadi pernak-pernik yangjavascript:void(0) bernilai seni. Beberapa jenis karya yang telah mereka pajang di IKCC Kediri antara lain gantungan kunci, celengan, gelang, figura, kalung, hiasan pintu, dan beberapa lagi diantaranya. Namun, para pembeli juga dapat memesan nama mereka kepada penjual kemudian dapat ditulis diatas bambo itu menggunakan alat khusus.
Rupanya ajang perang mading yang berlangsung menjadi berkah tersendiri bagi pasangan suami istri tersebut. Selain menjadi lahan kreatifitas pelajar, acara yang berlangsung 3 hari itu juga dapat dimanfaatkan untuk mencari penghasilan. Pasangan Lis dan Sumbar misalnya, sejak hari pertama (17/03) hingga hari kedua (18/03) mereka menyewa satu blok di luar gedung untuk menjajakan dagangannya. Rencananya mereka masih akan menjajakan dagangannya 2 hari ke depan hingga final party. “Wah, kami nyewa mbak. Satu juta untuk empat hari. Tapi ya lumayan. Letaknya strategis,” paparnya. Dan ternyata mereka berasal dari kota Padang, Sumatera Barat. “Jadi, kami disini tak punya rumah. Hanya nginep di hotel selama beberapa hari saja,” papar ibu Lis. Sejak tahun 1987, Lis dan Sumbar meniti karier mereka sedikit demi sedikit sampai akhirnya mereka dapat memperoleh penghasilan sebesar 1 juta perhari. Mereka berharap dapat meraup keuntungan banyak melalui ajang School Contest ini. Menurut mereka, ajang School Contest juga bagus terutama untuk para pelajar. “School Contest ini bagus sekali. Bisa menjadi lahan untuk berkreasi. Saya senang dengan adanya ajang ini,” Ungkap ibu Lis sambil menawarkan dagangannya. Ingin mengetahui dagangan ibu Lis dan pak Sumbar? Kunjungi saja IKCC di Jl. Urip Sumoharjo.

Read More...

Sejenak mading yang terletak di sudut gedung IKCC ini terlihat aneh. Karena seluruh mading terbuat dari koran. Padahal jika melihat tema school contest kali ini yang bertajuk “colorful life”, harusnya mading bernuansa warna-warni. Namun, tim mading SMP Al-Huda memiliki pengertian tersendiri seputar colorful life. Kru yang terdiri dari siswa kelas 8 ini dengan ramah menyambut setiap pengunjung dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pengunjung. “Kami mendefinisikan colorful life ini dengan bola. Karena di pertandingan bola itulah muncul kehidupan dan ekspresi berwarna-warni,” jelas Merlina, salah satu kru.
Sedangkan Rena menjelaskan alasan mengapa mereka menggunakan koran adalah karena mudah didapat serta murah. “Kami juga ingin memberitahu bahwasanya koran itu penting sekaligus berguna,” jelasnya lagi. Lalu, kenapa mereka tidak mewarnai mading mereka? “Karena kami ingin menunjukkan sisi kejujuran. Koran ya ini apa adanya. Kan banyak tuh orang yang luarnya bagus tapi dalemnya jelek. Kita gak pengen kayak gitu,” Hani beralasan. Meskipun masuk akal, tapi tim jurnalis masih belum cukup puas dengan jawaban mereka. Pasalnya mading mereka ini tidak tampak menarik seperti mading-mading lainnya. “Yang penting masuk 40 besar,” jelas Merlina.

Read More...