preload
Terlihat dari jauh siswi-siswi yang berdandan cantik mengenakan kostum adat Bali. Mereka adalah Fiana, Avi dan Fitri  yang lihai dalam menari tarian tradisional. Rupanya  mereka sedang mempromosikan Mading sekolah MTs N Puncu yang telah di pajang sejak kemarin (Rabu, 16/03/2011). Demi menambah minat para pengunjung datang ke tempatnya, Para siswi itu menampilkan suatu tarian yang tak jarang orang mengetahuinya, yaitu tari Janger (Bali). Hanya dalam waktu 3 hari ia dapat menguasai taritersebut, karena mereka sudah terbiasa dan sering berlatih dalam kegiatan Extra tari di sekolahnya. Sorak dan tepuk tangan para penonton menambah ramai suasana setelah dimulainya acara  oleh Wakil bupati Kediri.

 Mading yang telah mereka buat ada 2, yaitu 3 dimensi dan 2 dimensi. Mading 3 dimensi bertema”Teenage Life”, maksudnya mereka menginginkan bahwa dengan mading ini , para remaja dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia remaja saat ini, palagi terpengaruhnya  para remaja kedalam perilaku-perilaku yang negative.Sehingga, hanya ditujukan untuk kalangan remaja saja. Sedangkan 2 dimensi bertema tentang budaya-budaya Indonesia yang harus tetap dijaga dan dilestarikan.

Salah satu yang kami kunjungi saat itu adalah mading 3 dimensi. Dengan ramah mereka menyambut pera pengunjung untuk melihat-lihat hasil kerja yang telah disusunnya dengan begitu rapi. Sekolah yang beralamat di Jln. Pare Wates Km.6, Sidomulyo, Kuncu, Kediri beranggota 8 orang dan di ketuai oleh Mubarok  siswa kelas 8. Mereka memanfaatkan barang-barang yang sudah tak terpakai lagi, alias barang bekas yang kemudian di sulap menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, menarik dan tentunya bermanfaat dikalangan masyarakat. Bahan dasar yang mereka gunakan antara lain botol air mineral, bungkus deterjen,kardus bekas, kaleng dan Koran bekas. Ide-ide kreatif tak berhenti disitu saja, diselipkanbeberapa hasil karya yang sangat cenerlang. “kami ingin memperjelas barang-barang tersebut agar berguna dan lagian sampah kan juga tak selamanya terbuang sia-sia” tutur Alfi menjelaskan. Beberapa hasil karya siswa Mts N 1 Puncu adalah pembangkit listrik tenaga kulit pisang dan perangkap nyamuk  yang telah menjuarai sekarisidenan Kediri. Juga terdapat berbagai macam hasta karya antara lain miniature sepeda Lido, Tissu Box dari kulit kamtoro, Rumah adat dari Stik Es, Boneka mini dari kerang, Rumah adat dari Koran bekas dan masih banyak yang lainnya. Sehingga total biaya yang harus di tanggung oleh Sekolah sebesar Rp 200.000,00. Termasuk dalam jumlah yang sedikit dan hemat karena tak begitu memerlukan bahan yang mahal.

Penjurian yang dilakukan akhir februari kemarin membuat para kru mading MTs N Puncu semakin intropeksi diri. Ada beberapa kritikan dari dewan juri mengenai desain mading mereka. Juri menyebutkan bahwa dalam mading ini Font yang digunakan dalam pembuatan artikel kurang besar. Dan juga foto-fotonya tak ada penjelasan. Untuk yang lainnya sudah lumayan, ada kreativitas tersendiri dari mereka. Dan dengan ini, mereka bisa membuatnya lebih dari kemarin. Karena yang mereka inginkan supaya mading mereka dapat masuk dalam babak final. “Ini adalah yang kedua kalinya kami menikuti perangmading. Dan Alhamdulillah tahun lalu kami mendapat penghargaan sebagai perform terbaik”, Tutur Astin dengan bangga.
  • 0 komentar:

    • Posting Komentar