preload
Pasangan suami istri Lis dan Sumbar sedang menawarkan pernak pernik cantik dari bambo kepada para pengunjung School Contest V. Tulisan-tulisan yang diukir diatasnya memiliki karasteristik tersendiri. Bambu yang biasanya hanya digunakan sebagai bahan bangunan, kini disulap jari-jari tangan mereka yang telah lihai dan cekatan menjadi pernak-pernik yangjavascript:void(0) bernilai seni. Beberapa jenis karya yang telah mereka pajang di IKCC Kediri antara lain gantungan kunci, celengan, gelang, figura, kalung, hiasan pintu, dan beberapa lagi diantaranya. Namun, para pembeli juga dapat memesan nama mereka kepada penjual kemudian dapat ditulis diatas bambo itu menggunakan alat khusus.
Rupanya ajang perang mading yang berlangsung menjadi berkah tersendiri bagi pasangan suami istri tersebut. Selain menjadi lahan kreatifitas pelajar, acara yang berlangsung 3 hari itu juga dapat dimanfaatkan untuk mencari penghasilan. Pasangan Lis dan Sumbar misalnya, sejak hari pertama (17/03) hingga hari kedua (18/03) mereka menyewa satu blok di luar gedung untuk menjajakan dagangannya. Rencananya mereka masih akan menjajakan dagangannya 2 hari ke depan hingga final party. “Wah, kami nyewa mbak. Satu juta untuk empat hari. Tapi ya lumayan. Letaknya strategis,” paparnya. Dan ternyata mereka berasal dari kota Padang, Sumatera Barat. “Jadi, kami disini tak punya rumah. Hanya nginep di hotel selama beberapa hari saja,” papar ibu Lis. Sejak tahun 1987, Lis dan Sumbar meniti karier mereka sedikit demi sedikit sampai akhirnya mereka dapat memperoleh penghasilan sebesar 1 juta perhari. Mereka berharap dapat meraup keuntungan banyak melalui ajang School Contest ini. Menurut mereka, ajang School Contest juga bagus terutama untuk para pelajar. “School Contest ini bagus sekali. Bisa menjadi lahan untuk berkreasi. Saya senang dengan adanya ajang ini,” Ungkap ibu Lis sambil menawarkan dagangannya. Ingin mengetahui dagangan ibu Lis dan pak Sumbar? Kunjungi saja IKCC di Jl. Urip Sumoharjo.
  • 0 komentar:

    • Posting Komentar